Oleh: Mujianto, M.Pd.
Sering kita
melihat suatu kegiatan sukses dilaksanakan, lembaga berhasil menjalankan
programnya, ataupun perusahaan semakin maju perkembangannya. Kita pun berasumsi
bahwa keberhasilan dan kesuksesan tersebut karena hasil dari kumpulan atau kerjasama
banyak pihak atau stakeholder di manajemen tersebut. Apakah ya seperti
itu? Jawabannya belum tentu.
Dalam
praktiknya kadangkala kesuksesan suatu tim tidak dari banyak unsur. Namun, dari satu atau
dua unsur yang nampak berperan lebih, sehingga berpengaruh dalam kesuksesan tim. Namun, demi terkesan bijak, maka disampaikanlah, bahwa keberhasilan
itu karena kerjasama banyak pihak.
Menurut KBBI,
kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang
(lembaga, pemerintah, dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut
Prof. Dr. Rachmat Hidajat, kerjasama merupakan suatu proses saling membantu dan
bekerjasama melalui pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Melihat dari
definisi di atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa kerjasama adalah suksesnya
dan terjalankannya masing-masing tugas yang sudah terbagi. Istilah lainnya,
tupoksi masing-masing anggota tim sudah dikerjakan. Sehingga kalau ada satu,
dua bahkan lebih anggota tim yang belum melaksanakan tupoksinya, maka keberhasilan
tim itu hakikatnya bukan dari kerjasama, tapi karena ada unsur yang dominan,
sehingga keberhasilan tetap menghampiri. Yang lain bisa dikatakan hanya nunut
atau penggembira karena tidak berpengaruh bahkan mengurangi keberhasilan.
Ada
ilustrasi sederhana yang mendukung gambaran kesimpulan di atas, yaitu sebuah tim sepak bola. Tim sepak bola sudah tersusun beberapa bagian dengan tugasnya masing-masing. Seperti pelatih dengan kemampuan meracik
dan strategi mengolah tim, penyerang dengan naluri mencetak golnya, penjaga
gawang dengan kemampuan menjaga gawangnya, begitu juga dengan pemain tengah,
pemain belakang dll. Bila kerjasama terjadi, setiap unsur menjalankan tugasnya dengan maksimal. Betapa luar biasanya tim ini.
Namun, tidak
bisa dipungkiri keberhasilan tim sepak bola ini akan tetap datang, walau ada
unsur yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Seperti pelatihnya tidak
hebat, tetapi karena pemainnya cerdas, sehingga di lapangan dapat mengambil
tindakan yang tepat. Begitu juga ketika penyerang tidak bisa menjebolkan gawang
lawan, tetapi karena penjaga gawang timnya sendiri ini hebat, sehingga tidak kebobolan. Maka
kekalahan tim ini pun tidak terjadi.
Sobat,
itulah hakikat kerjasama. Dibangun dari kumpulan kerja masing-masing individu
yang sungguh-sungguh mengerjakan tugasnya, bukan dimaknai seperti halnya
gotong-royong. Dengan demikian, kita harus ambil bagian. Tentunya dengan
menjalankan peran kita dengan sebaik mungkin. Kita tidak tega melihat teman
kita berjuang sendirian. Kita pun tentu tetap ingin disebut pemain, bukan penonton.
Allah SWT. berfirman di dalam surat at-Taubah ayat 105 “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Semoga bermanfaat!
Surabaya, 22 Juli 2024