Selasa, 19 Desember 2023

SEBAIK-BAIK MASA DEPAN

 


Oleh Mujianto, M.Pd.

 

Sudah satu tahun saya membina majelis belajar al-Qur’an di suatu perumahan yang pesertanya adalah para pensiunan. Ada yang dulunya kepala cabang bank, fisioterapis, dosen, nahkoda kapal dan pengusaha. Yang menarik dan membuat saya bertanya. Apa motivasi mereka belajar al-Qur’an? Mereka menjawab, ingin mempunyai bekal menghadap Sang Khaliq, dan mereka seperti merasa ada penyesalan karena selama ini hanya sibuk dengan urusan dunia.

Saya merasa beruntung, selain mengajarkan al-Qur’an saya juga mendapatkan momen untuk bisa belajar dari beliau-beliau. Belajar tentang kehidupan secara luas. Mereka rata-rata usia 70 tahun ke atas. Saya mendengar dan melihat sendiri aset yang mereka punyai, serta cerita kesuksesan yang sudah diraih diprofesinya masing-masing. Tentu, mereka sudah mengalami jatuh-bangun, dan merasakan manis-pahitnya kehidupan. Ada yang bercerita di sela-sela belajar, merasa hidupnya saat itu siang malam digunakan hanya untuk urusan harta dunia. Dan hampir tidak pernah berinteraksi dengan al-Qur’an.

Tugas saya tidak mudah, tidak hanya terpaku pada mengajarkan membaca al-Qur’an saja, tetapi bagaimana terus bisa menjaga semangat mereka, agar tidak putus karena sulitnya belajar al-Qur'an di usia senja. Memang, al-Qur’an adalah salah satu bekal terbaik menghadap Sang Khaliq. Ahlul Qur’an adalah keluarga Allah. Ketika seseorang menjadi keluarga Allah, maka akan dijaga oleh Allah dan kebutuhannya akan terpenuhi. Ahlul Qur’an adalah orang yang senantiasa berinteraksi dan mengamalkan isi al-Qur’an. Salah satu bentuk interaksi dengan al-Qur’an adalah orang yang belajar dan senantiasa membaca al-Qur’an.

Saya pribadi, mendapatkan pelajaran berharga, dan menjadi sebuah pengingat yang selalu melekat, bahwa sebaik-baik tujuan adalah Allah SWT., dan sebaik-baik masa depan adalah surga. Selama kita menjadikan Allah SWT. sebagai tujuan, maka kita sedang berada di jalan yang tepat.

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali Imron: 185)

Mengutip dari dawuh gus Baha, "Dunia itu penting. Lebih penting daripada akhirat." Maksudnya adalah kehidupan kita di akhirat adalah efek dari kehidupan kita di dunia. Jangan sampai kita gagal hidup di dunia dengan tidak membawa bekal dan prestasi ibadah untuk kehidupan akhirat yang kekal. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat!

                                                          Semolowaru, 20 Desember 2023

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar