Senin, 10 Maret 2025

RASA SAKIT ITU



 Oleh Mujianto, M.Pd.

 

“dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.” (Asy-Syu'ara': 80)

 

Pada suatu waktu saya diuji oleh Allah sakit. Sakit kencing batu. Saat batu itu menutup pangkal saluran air kencing, sakitnya luar biasa. Air kencing itu yang seharusnya keluar tak setetes pun bisa. Rasa sakitnya sampai ke seluruh tubuh. Segera saya berangkat didampingi istri ke rumah sakit. Saya ikuti proses penyembuhannya, dari USG hingga tindakan operasi.

Pada saat saya merasakan sakit itu, saya mendapatkan kenyataan bahwa sungguh manusia sangat lemah, tidak berdaya. Saya membutuhkan pertolongan Allah segera. Ingin saat itu juga karena tidak kuat merasakan sakit yang luar biasa.

Sungguh sakit yang Allah berikan tidak lain untuk mengingatkan hakikat kelemahan manusia. Bahwa manusia harus selalu bergantung kepada Allah. Bahwa sebaik-baik hamba adalah yang paling banyak bergantung kepada Allah.

 

Sakit dan Pendidikan Karakter

Siapapun pernah merasakan sakit. Walau dengan kadar yang berbeda. Sakit merupakan bagian dari takdir kehidupan yang diatur oleh Allah SWT. Dalam Islam, sakit bukan sekadar kondisi fisik yang menyiksa, tetapi juga ujian dan kesempatan bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah sebagai bentuk pendidikan dan pembentukan karakter yang Islami.

Datangnya penyakit adalah salah satu tanda supaya seorang hamba semakin memperkokoh ketergantungannya kepada Allah.  Bila ini yang disadari setiap orang yang sakit, maka tidak ada di muka bumi ini orang berani melawan Allah. Untuk mereka yang tidak sedang sakit,  minimal melihat orang-orang yang sakit. Semuanya mengingatkan akan makna ini. Makna di mana seseorang benar-benar merasa dan yakin bahwa hanya Allah-lah Maha Penyembuh.

Sakit bisa menjadi penebus dosa, sarana pengingat akan nikmat sehat,  bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.

 

Sakit Sebagai Sebuah Anugerah

“Sakit Sebagai Sebuah Anugerah” pernyataan ini bagi sebagian orang mungkin belum bisa diterima, karena memandang sakit adalah sesuatu yang tidak enak dan menyusahkan. Namun, kalau kita perhatikan banyak orang yang berubah hidupnya baik kualitas fisik, semangat hidup dan keimanannya semakin baik. Semakin baik karena dengan rasa sakit itu ia diingatkan dengan pola hidup yang sehat, merasa diuji dan akhirnya meningkat kesabaran dan tawakalnya kepada Allah SWT.

Islam sejatinya memandang sakit sebagai anugerah. Anugerah yang terkemas dalam bentuk ujian yang harus dihadapi dengan sabar, tawakkal, dan usaha untuk mencari kesembuhan.

Sakit merupakan cara Allah mengingatkan terhadap keterbatasan manusia. Ini mengajarkan manusia akan kelemahannya dan Allah sebagai tempat bergantung. Sakit juga menanamkan nilai bahwa dunia bukan tempat abadi, dan kehidupan akhirat yang sempurna adalah tujuan akhir manusia.

“Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, dan hanya kepada Kami kalian akan kembali." (QS. Al-Anbiya: 35)

Sakit menjadi sebuah anugerah bagi seorang muslim jika dia bersabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim). Semoga bermanfaat!


Semolowaru, 11 Maret 2025

Minggu, 09 Maret 2025

KEBERUNTUNGAN

 


Oleh Mujianto, M.Pd.

 

"Bangunlah di pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat keberkahan dan keberuntungan." (HR. At-Thabrani)

 

Hidup kita sering kali dipenuhi keberuntungan. Berbagai peristiwa terjadi tanpa bisa diramalkan. Hal-hal tak terduga memberikan kejutan bahagia. Kita pun kadang bertanya, kok bisa terjadi, apa makna kejadian ini? Contoh sederhana, saat tiba-tiba hujan jatuh begitu derasnya tepat saat kita sudah sampai di rumah atau kita mendapatkan rezeki ketika amat membutuhkannya. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keberuntungan dapat diartikan sebagai nasib baik, mujur, atau bahagia. Keberuntungan juga dapat diartikan sebagai hasil dari kesempatan. 

Beruntung bagi sebagian orang bisa dikatakan hoki. Namun, Sebagian yang lain, khususnya orang Tionghoa memahami hoki memiliki makna yang "lebih" dari sekadar beruntung. Dalam pemahaman mereka, beruntung itu hanya sekadar kebetulan. Berada pada tempat yang tepat, di waktu yang tepat saja. Tidak lebih, tidak kurang. Tetapi Hoki itu adalah keberkahan. Tidak semua orang bisa mendapatkannya. Harus melalui beberapa syarat dan prasyarat yang tidak mudah. Menjadi orang pilihan di antara sekian banyak manusia di muka bumi ini.

 

Jangan Menunggu Keberuntungan Datang

"Jangan menunggu keberuntungan datang" adalah pesan untuk tidak pasif menunggu, melainkan aktif menciptakan peluang. Dengan mengambil inisiatif, bekerja keras, dan berani bertindak, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik. Sejumlah orang meyakini keberuntungan adalah sebuah kebetulan.

Sebagian orang menisbatkan keberhasilan atau kegagalan dirinya dan orang lain dengan ungkapan “keberuntungan”. Ketika sukses, seseorang akan mengatakan,”Saya sangat beruntung”. Dan ketika gagal ia berkata, “Sungguh saya kini sedang apes.”

Keberuntungan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang terjadi secara acak atau tanpa usaha. Namun, di balik banyak kisah sukses dan pencapaian luar biasa, orang-orang yang sering disebut "beruntung" sebenarnya telah menghabiskan waktu dan usaha untuk mempersiapkan diri mereka sehingga keberuntungan itu datang kepadanya.

Keberuntungan bisa kita ciptakan dengan selalu melakukan usaha yang positif secara proaktif dan mengembangkan berbagai gagasan. Tidak akan ada hasil tanpa perjuangan. Tidak akan ada keluaran tanpa masukan dan proses. Tidak ada keberuntungan tanpa kerja keras dan pengembangan gagasan yang bisa menciptakan atau mempercepat terjadinya kemajuan dan pencapaian tertentu.

Dengan cara ini, kita akan mendapati bahwa "keberuntungan" akan menjadi teman sejati dalam perjalanan kita menuju pencapaian yang luar biasa. Wallahu a’lam.

                             Semolowaru, 10 Maret 2025