Oleh Mujianto, M.Pd.
“dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku.” (Asy-Syu'ara':
80)
Pada suatu waktu saya diuji oleh Allah sakit. Sakit kencing batu. Saat batu itu menutup pangkal saluran air kencing, sakitnya luar biasa. Air kencing itu yang seharusnya keluar tak setetes pun bisa. Rasa sakitnya sampai ke seluruh tubuh. Segera saya berangkat didampingi istri ke rumah sakit. Saya ikuti proses penyembuhannya, dari USG hingga tindakan operasi.
Pada saat saya merasakan
sakit itu, saya mendapatkan kenyataan bahwa sungguh manusia sangat lemah, tidak
berdaya. Saya membutuhkan pertolongan Allah segera. Ingin saat itu juga karena tidak
kuat merasakan sakit yang luar biasa.
Sungguh sakit yang Allah
berikan tidak lain untuk mengingatkan hakikat kelemahan manusia. Bahwa manusia
harus selalu bergantung kepada Allah. Bahwa sebaik-baik hamba adalah yang
paling banyak bergantung kepada Allah.
Sakit dan Pendidikan Karakter
Siapapun pernah merasakan
sakit. Walau dengan kadar yang berbeda. Sakit merupakan bagian dari takdir
kehidupan yang diatur oleh Allah SWT. Dalam Islam, sakit bukan sekadar kondisi
fisik yang menyiksa, tetapi juga ujian dan kesempatan bagi seorang hamba untuk
mendekatkan diri kepada Allah sebagai bentuk pendidikan dan pembentukan
karakter yang Islami.
Datangnya penyakit adalah
salah satu tanda supaya seorang hamba semakin memperkokoh ketergantungannya
kepada Allah. Bila ini yang disadari setiap orang yang sakit, maka tidak ada di muka bumi ini orang berani melawan Allah. Untuk mereka yang tidak sedang sakit, minimal melihat orang-orang yang sakit. Semuanya mengingatkan akan makna ini.
Makna di mana seseorang benar-benar merasa dan yakin bahwa hanya Allah-lah Maha Penyembuh.
Sakit bisa menjadi penebus dosa, sarana pengingat akan nikmat sehat, bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
Sakit Sebagai Sebuah Anugerah
“Sakit Sebagai Sebuah Anugerah”
pernyataan ini bagi sebagian orang mungkin belum bisa diterima, karena
memandang sakit adalah sesuatu yang tidak enak dan menyusahkan. Namun, kalau
kita perhatikan banyak orang yang berubah hidupnya baik kualitas fisik, semangat
hidup dan keimanannya semakin baik. Semakin baik karena dengan rasa sakit itu
ia diingatkan dengan pola hidup yang sehat, merasa diuji dan akhirnya meningkat
kesabaran dan tawakalnya kepada Allah SWT.
Islam sejatinya memandang
sakit sebagai anugerah. Anugerah yang terkemas dalam bentuk ujian yang harus
dihadapi dengan sabar, tawakkal, dan usaha untuk mencari kesembuhan.
Sakit merupakan cara Allah mengingatkan terhadap keterbatasan manusia. Ini mengajarkan manusia akan kelemahannya dan Allah
sebagai tempat bergantung. Sakit juga menanamkan nilai bahwa dunia bukan tempat
abadi, dan kehidupan akhirat yang sempurna adalah tujuan akhir manusia.
“Kami menguji kalian
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, dan hanya kepada Kami kalian akan
kembali." (QS.
Al-Anbiya: 35)
Sakit menjadi sebuah
anugerah bagi seorang muslim jika dia bersabar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara
seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan
hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan,
maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat
kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR.
Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim). Semoga bermanfaat!
Semolowaru, 11 Maret 2025