Rabu, 03 September 2025

Mustahil, Perubahan Tanpa Berubah

 



Oleh Mujianto, M.Pd.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."

(QS. Ar-Ra’d: 11)

 

Perubahan adalah satu-satunya hal yang pasti dalam hidup. Namun ironisnya, banyak orang menginginkan hasil yang berbeda dalam hidup mereka, tanpa benar-benar mengubah perilaku, kebiasaan, atau pola pikir yang selama ini mereka jalani. Fenomena ini menunjukkan betapa kuatnya keinginan untuk berubah, namun lemahnya kesadaran bahwa perubahan sejati menuntut tindakan nyata.

Salah satu penyebab utama proses perubahan yang gagal adalah ilusi bahwa cukup dengan niat dan harapan, segalanya akan berbeda. Padahal, niat tanpa ikhtiar hanyalah omong kosong. Seseorang bisa memiliki visi besar untuk masa depan, namun jika cara hidupnya masih seperti kemarin, maka hasil yang diterima juga akan sama seperti hari-hari sebelumnya.

Dalam kehidupan spiritual, pendidikan, karir, maupun hubungan sosial, prinsip ini tetap berlaku. Misalnya, seseorang yang ingin lebih dekat dengan Tuhan tidak bisa hanya berharap keimanan meningkat tanpa memperbaiki amal, memperbanyak ibadah, dan menjauhi maksiat. Seorang pelajar tidak bisa berharap nilai naik tanpa belajar lebih keras. Seorang pemimpin tidak bisa berharap perubahan dalam organisasi tanpa mengubah cara ia memimpin.

Perubahan bukan hanya tentang tindakan, tetapi juga cara berpikir. Banyak orang ingin berubah, namun tidak siap untuk berpikir dengan cara baru. Maka diperlukan banyak literasi dan belajar dari pengalaman. Pola pikir (mindset) adalah akar dari segala tindakan. Tanpa perubahan mindset, perubahan perilaku hanya akan sementara dan tidak berkelanjutan.

 

Refleksi untuk Lembaga Pendidikan dalam Meningkatkan Daya Saing

Hal yang sama berlaku untuk sebuah organisasi, tim, seperti lembaga pendidikan sekolah menuntut perubahan untuk hasil yang lebih baik. Di tengah persaingan antar lembaga pendidikan yang semakin ketat, setiap sekolah tentu menginginkan peningkatan jumlah murid baru setiap tahun ajaran. Peningkatan jumlah murid di tahun ajaran sebelumnya harus dipahami secara mendalam penyebabnya. Apakah karena memang kualitas lembaga yang bagus ataukah suatu keberuntungan? Jika dipahami hanya suatu keberuntungan, maka perlu kewaspadaan.

Dalam dunia pendidikan yang dinamis, tidak mungkin ada hasil baru tanpa upaya baru. Harapan untuk menarik lebih banyak murid akan tetap menjadi harapan semu jika lembaga masih mempertahankan cara kerja lama yang tidak relevan lagi dengan kebutuhan zaman.

Orang tua saat ini semakin selektif dalam memilih sekolah bagi anak-anak mereka. Mereka tidak hanya melihat fasilitas fisik, tetapi juga nilai-nilai yang ditanamkan, pendekatan pendidikan yang digunakan, serta rekam jejak prestasi dan budaya sekolah.

Lembaga pendidikan yang ingin unggul dalam menarik murid baru harus mulai bertransformasi secara menyeluruh, bukan sekadar mengganti spanduk promosi atau mempercantik brosur. Program unggulan dan Branding yang positif semakin dikuatkan, pembenahan mutu guru, pelayanan administrasi, komunikasi publik, hingga inovasi pembelajaran yang menarik dan bermakna.

Pentingnya kesadaran bahwa perubahan hanya mungkin terjadi jika lembaga benar-benar mau berubah, bukan sekadar kelihatan berubah. Evaluasi mendalam, keberanian berinovasi, dan keterbukaan terhadap perubahan menjadi kunci penting. Memperoleh murid baru bukan soal keberuntungan, tetapi hasil dari keseriusan membangun kualitas dan kepercayaan publik.

Lembaga pendidikan yang berhasil berubah adalah mereka yang menyadari bahwa perubahan bukan ancaman, tetapi peluang. Mereka tidak menunggu perubahan datang dari luar, melainkan menciptakannya dari dalam. "mustahil, perubahan tanpa berubah," apakah benar adanya? Wallahu a’lam bis-shawab.

 

1 komentar:

  1. Dari segi judul sudah jelas. perubahan diawali dengan niat untuk berubah, mau berubah, melakukan perubahan baik segi pola pikir, kebijakan dan tindakan yang dianggap tidak berdampak pada kemajuan atau perubahan.

    BalasHapus