Rabu, 31 Juli 2019

MENAPAKI USIA 40 TAHUN



Oleh Mujianto, M.Pd.

Setiap kali membaca lowongan kerja, baik dari Whatsapp maupun iklan di surat kabar, tertulis klasifikasi batas usia pelamar, maksimal usia 35 tahun atau kurang dari 40 tahun. Permintaan usia maksimal 40 tahun biasanya untuk posisi yang lebih tinggi. Misalnya, kalau di perusahaan, ada di posisi General Manager, atau dosen di perguruan tinggi.

Hal tersebut membuat penulis ingin memahami, ada apa dengan seseorang yang usianya lebih dari 40 tahun? Mengapa instansi yang membuka lowongan kerja tidak menginginkan usia 40 tahun ke atas? Padahal dari segi pengalaman mereka lebih banyak. Dari segi pengetahuan pun mereka lebih mapan. Sebelum kita berselancar jauh, membahas misteri usia 40 tahun, mari kita simak ulasan dari seorang milyader sukses, yang sebelumnya jatuh bangun membesarkan bisnis dan kehidupannya.

Jack Ma pernah bercerita kepada anak-anak muda di Korea Selatan  dalam acara yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi di sana, tentang pandangan hidupnya. Jack Ma menjelaskan mengenai garis waktu yang akan kita lalui dalam kehidupan ketika menginjak usia 20 tahun hingga 60 tahun.

Jack Ma menuturkan, bahwa sebelum kita menginjak usia 20 tahun, jadilah murid yang baik. Banyaklah belajar untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran hidup. Sebelum kita menginjak usia 30 tahun, ikutlah seseorang. Masuklah ke sebuah perusahaan atau instansi. Perusahaan besar bagus untuk kita mempelajari proses. Kita adalah bagian dari mesin besar itu. Sedangkan bekerja di perusahaan kecil, kita dapat belajar tentang passion dan semangat, kita juga belajar tentang mimpi dan harapan.

Jadi menurut Jack Ma sebelum usia 30 tahun, intinya bukan perusahaan mana yang kita tuju, tapi pimpinan mana yang kita ikuti. Pimpinan yang baik akan mengajari kita dengan cara yang berbeda. Kita bisa belajar cara berpikir dan keteladanannya.

Antara usia 30 sampai 40 tahun, kita perlu benar-benar memikirkan dan memutuskan, apakah kita ingin bekerja sendiri atau melanjutkan pekerjaan.

Antara usia 40 sampai 50 tahun, kita sudah harus melakukan hal yang sudah kita kuasai, mengasah dan mengembangkan bidang pekerjaan kita. Pada usia ini kita berusaha mengurangi memulai hal-hal baru yang belum kita kuasai. Umumnya, itu sudah terlambat. Kita bisa saja sukses tapi tingkat pengorbanannya harus tinggi.

Pada usia 50 sampai 60 tahun, percayakan pekerjaan pada anak muda. Mereka bekerja jauh lebih baik dari kita. Jadi andalkan mereka, berinvestasilah pada mereka. Dukung dan pastikan mereka bekerja dengan baik.

Ketika kita sudah di atas usia 60 tahun, perbanyaklah waktu bersama keluarga.

Dari ulasan Jack Ma di atas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa usia 40-50 tahun cenderung sulit diberi beban atau tugas baru di luar kemampuan yang dikuasai. Pegawai dengan usia 40-50 tahun tetap bisa berkomitmen dan bekerja dengan tim, namun biasanya ketika ada seseorang karyawan lain yang lebih muda usianya mempunyai ide baru, baginya bisa jadi adalah sesuatu yang ‘aneh’, muncul kewaspadaan. Pertimbangannya, kalau ide itu terlaksana apa tidak mengganggu kenyamanan yang sudah didapat selama ini. inilah sesuatu yang negatif, yang sering terjadi.

Usia 40 Tahun dalam Perspektif Islam

Saat usia  40 tahun inilah kondisi manusia telah benar-benar matang lahir dan batin. Nabi Muhammad Saw. diangkat oleh Allah Swt. sebagai Nabi dan Rasul dalam usia 40 tahun. Itulah salah satu rahasia Allah Swt. mengangkat nabi Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul dalam usia 40 tahun.

Allah Swt di dalam Al-Qur’an surat Al-Ahqaf  ayat 15 sudah memberi perhatian khusus pada usia 40 tahun yaitu, “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”

Menurut sebagian besar para ahli tafsir, usia 40 tahun disebut tersendiri pada ayat ini, karena pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupannya, baik dari segi fisik, intelektual, emosional, karya, maupun spiritualnya.

Orang yang berusia 40 tahun benar-benar telah meninggalkan usia mudanya dan beralih menapaki usia dewasa penuh. Apa yang dialami pada usia ini sifatnya stabil, dan mapan berpendirian. Perilaku di usia ini akan menjadi ukuran manusia pada usia-usia berikutnya.

Bila seseorang tidak berubah sifatnya setelah berumur 40 tahun, maka orang tersebut biasanya tidak akan berubah sifatnya untuk selamanya, hingga ajal datang menanti. Jadi sudah sangat sulit berubah.

Selaras dengan apa yang disampaikan Imam Al Ghazali dalam  kitabnya Ayyuhal Walad: “Barangsiapa yang telah melampui usia 40 tahun sedangkan kebaikannya tidak dapat mengalahkan kejahatannya, maka hendaklah dia mempersiapkan dirinya untuk masuk ke dalam neraka.”

Sobat, usia 40 tahun kita jadikan sebagai warning untuk bersegera mengubah perilaku kita yang negatif menjadi sesuatu yang positif dan produktif. Nasib baik dan buruk kita, bukan bergantung pada orang lain tapi bergantung pada diri kita sendiri.

Allah Swt. berfirman dalam Surat Ali-Imran ayat 133, Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa."

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar