Jumat, 06 September 2024

HIDUP BUKAN HANYA TENTANG KITA

 


Oleh Mujianto, M.Pd.

Barangsiapa yang menghabiskan waktu berjam-jam lamanya untuk mengumpulkan harta karena takut miskin, maka dialah sebenarnya orang yang miskin. 

(Imam Al-Ghazali)

 

Jika hidup dan cita-cita hanya tentang pencapaian pribadi, tentu Rasulullah Saw. tak perlu sampai mempertaruhkan dirinya, dan tak perlu ketika ajal datang hendak menjemput yang dikhawatirkan adalah umatnya. Beliau bisa saja cukup beribadah bagi diri sendiri, lalu masuk surga.

Jika mimpi-mimpi hanya tentang pencapaian pribadi, tentu para sahabat seperti Abu Bakar, Ustman dan yang lain tak perlu menghibahkan hartanya untuk membela agama Allah Swt. dan membantu fakir miskin. Mereka bisa memilih ibadah yang lain, dan bersantai menikmati kekayaan yang dimilkinya.

Faktanya, mereka dan banyak orang mampu mengorbankan dengan segala yang dipunyai. Baik, berupa materi atau yang lain. Mereka dalam proses mengejar impian, bekerja dengan keras tidak hanya terpaut untuk menyejahterakan diri dan keluarganya saja, tetapi  ada nilai lebih dari itu yaitu panggilan jiwa bisa bermanfaat terhadap sesama.

Mereka juga percaya dan meyakini bahwa apa-apa yang melekat pada diri mereka adalah titipan dari Allah Swt. seperti harta, jabatan, pekerjaan, ketampanan dan lain sebagainya. Ibarat tukang parkir kendaraan, kita hanya dititipi saja.

Karena hanya dititipi, berarti semua akan kembali kepada pemiliknya yaitu Allah Swt. Hanya petugas parkir yang tidak tahu diri yang menyombongkan kendaraan yang bukan miliknya kepada orang lain. Allah Swt. berfirman “Kepunyaan Allah-lah apa yang dilangit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.” (Q.S. An-Nisa:126).


Segala Ketetapan Allah Swt. Adalah Baik Bagi Kita

Di dalam kehidupan ini kita diajarkan bahwa siap menerima segala sesuatu yang akan terjadi dengan ikhlas, baik itu berupa keberhasilan ataupun kegagalan. Dan terkadang kegagalan itu tidak pernah kita harapkan, padahal  kita sudah mencegahnya agar jangan sampai terjadi.

Allah Swt. berfirman, “Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan mungkin kamu menyukai sesuatu, padahal ia tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216). Semoga bermanfaat!

 

Surabaya, 6 September 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar