Oleh Mujianto, M.Pd.
“Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan
di setiap kesempatan, sedangkan orang yang optimis selalu melihat kesempatan di
setiap kesulitan”
(Ali bin Abi Thalib)
Di dalam
kehidupan ini, pasti di suatu waktu kita menemukan kesulitan. Bahkan, karena
terlalu beratnya kesulitan itu, kita sampai menangis, hampir putus asa.
Jangankan untuk melalui, bertahan saja rasanya sudah tidak mampu lagi. Apalagi
kesulitan itu datangnya tidak disangka-sangka.
Namun, kita
tidak sadar, bahwa karena kesulitan itu sujud kita kepada Allah semakin lama,
pengharapan kepada manusia semakin berkurang, dan rasa berserah seutuhnya
kepada Allah semakin besar.
Sekiranya
kita menggunakan akal dan hati, maka kesulitan adalah kebaikan yang
mengantarkan kita kepada keyakinan, bahwa Allah mempunyai nama al-Aziz, Yang
Maha Perkasa. Tidak ada yang mampu menolong kita selain Allah Swt.
Di saat
nanti ketika Allah Swt. sudah menolong kita melewati kesulitan, jangan lagi
menjauh, apalagi melupakan-Nya. Walau hidup kita nantinya sedang baik-baik
saja, sujud kita akan tetap lama, dan berdoa tetap penuh pengharapan. Kesulitan
benar-benar membawa pelajaran. Spiritualitas kehidupan kita semakin meningkat.
Allah Swt.
berfirman di dalam surat al-Insyirah ayat 5 dan 6, “Maka sesungguhnya
beserta kesulitan ada kemudahan.” “Dan sesungguhnya beserta kesulitan ada
kemudahan.”
Dan Rasulullah
Saw. memberikan nasihat dalam sabdanya “Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu
senang, pasti Allah akan mengenalimu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi)
Surabaya, 14
Agustus 2024
Dari sebuah kesulitan banyak pelajaran yang dapat kita pelajari, asalkan kita mau berpikir tentang kesulitan tersebut. Janganlah berputus asa karena dibalik kesulitan mesti ada kemudahan. ππππͺπͺπͺπ
BalasHapusπππ
BalasHapus