Kamis, 08 Mei 2025

MEMANGKAS KETERBATASAN


Oleh Mujianto, M.Pd.


"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar." (Q.S. Al-Baqarah: 155)

 

Kita pasti pernah merasakan situasi seperti ini, merasa rendah diri karena tidak mempunyai amalan hebat ataupun sebuah karya yang bermanfaat untuk sebuah wasilah menuju impian yang begitu tinggi seperti surga.

Kita pun takjub dan minder melihat orang-orang yang menyumbangkan hartanya dalam jumlah besar, ada yang sudah menyelesaikan hafalan 30 juz al-Qur’an, ada yang telah mempelajari dan hafal ratusan bahkan ribuan hadis, lalu ada yang terlampau baik dengan akhlak dan ilmunya, juga ada yang bertaruh nyawa bersungguh-sungguh berjuang dengan jabatan yang diamanahkan kepadanya. Semua terasa mustahil bagi kita untuk bisa menirunya.

Perjalanan menuju surga bukanlah jalan yang mulus dan bebas hambatan. Ia dipenuhi ujian, dan rintangan. Karakter sebagian manusia dominan akan rasa minder karena merasa banyak keterbatasan pada dirinya. Keterbatasan ini bisa berupa kelemahan diri, kesalahan masa lalu, atau keterbatasan ilmu. Namun, Islam tidak pernah menuntut kesempurnaan, yang dituntut adalah kesungguhan. Maka memangkas keterbatasan bukan berarti menghapuskan semua kekurangan, tetapi mengelolanya agar tidak menjadi alasan untuk menyerah. Keterbatasan justru bisa menjadi ladang pahala ketika dihadapi dengan kesabaran dan tawakal kepada Allah.

Memangkas keterbatasan juga berarti menjadikan kelemahan sebagai peluang untuk mendekat kepada Allah. Ketika merasa tidak mampu, saat itulah hati diajak untuk bersandar penuh kepada-Nya. Allah tidak melihat hasil semata, tapi perjuangan dan keikhlasan dalam proses. Seseorang yang berjalan dengan terseok-seok namun tetap istiqamah, lebih mulia dari mereka yang berhenti meski pernah berlari kencang. Oleh karena itu, tidak perlu menunggu sempurna untuk melangkah menuju surga. Bahkan dalam keterbatasan, Allah telah menyiapkan rahmat dan kemudahan bagi hamba-hamba-Nya yang terus berusaha.

Mari kita perhatikan hadis Nabi. “Dari Jabir berkata: Aku mendengar nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Tidak seorang pun dari kalian yang dimasukkan surga oleh amalnya dan tidak juga diselamatkan dari neraka karenanya, tidak juga aku kecuali karena rahmat dari Allah.” (HR. Muslim).

Surga bukanlah milik mereka yang tidak pernah jatuh, tapi milik mereka yang terus bangkit dan memperbaiki diri. Semangat menuju surga adalah bentuk cinta kepada Allah dan rindu akan kehidupan abadi yang dijanjikan-Nya. Dengan niat yang benar, usaha yang terus diperbarui, dan doa yang tidak putus, setiap langkah kecil akan menjadi saksi besar di hadapan-Nya kelak. Wallahu a’lam.

                        Surabaya, 8 Mei 2025

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar