Minggu, 04 Mei 2025

NEPOTISME

 


Oleh Mujianto, M.Pd.

"Semua kebijakan dapat diukur dengan keadilan."

(Aristoteles)

 

Siapapun orangnya saat punya jabatan, kedudukan tertentu atau kehidupan yang lebih baik pasti punya naluri ingin membantu atau menata kehidupan sanak keluarganya. Seperti memberi pekerjaan, menempatkan posisi yang strategis atau minimal memberi informasi atau arahan tertentu yang bermanfaat.   

Namun, kita juga tidak ingin membahagaikan sanak keluarga kita itu dengan cara yang tidak baik. Seperti tanpa melalui proses yang semestinya atau menabrak sebuah peraturan karena sedang punya pengaruh penting. Jangan sampai terjadi, saat kita memberikan sesuatu kepada keluarga ada hak orang lain yang terambil. Betapa sedihnya orang lain itu. Ia tidak terpilih bukan karena ia tidak cakap atau tidak lolos prosesnya tetapi karena ia tidak punya keluarga (orang dalam) di sana yang bisa memilihnya. Kita pun termasuk orang yang sudah melakukan perbuatan nepotisme, suatu perbuatan yang dilarang oleh agama.

Pada kondisi seperti ini kita sedang diuji dengan jabatan dan kedudukan, sehingga harus ada kekuatan untuk menahan diri walau kita sedang mempunyai jabatan yang dirasa dengan posisi itu mudah sekali untuk menempatkan atau mengangkat keluarga kita pada posisi tertentu.

Menurut KBBI, nepotisme adalah kecenderungan untuk mengutamakan (menguntungkan) sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah: tindakan memilih kerabat atau sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan.

            Rasulullah pernah menyinggung terkait Nepotisme dalam Hadis sahih riwayat al - Bukhari (1987: no 3508): "Dari Husaid bin Hudairi r.a., seorang sahabat dari kaum Anshar berkata kepada Rasululllah SAW : Tidaklah engkau angkat aku sebagai amil sebagaimana si fulan?” Rasul menjawab : "Kalian akan menjumpai sepeninggalku tindakan mengutamakan kepentingan sendiri (sikap nepotisme), maka sabarlah kalian sampai bertemu denganku di telaga al-Kautsar (di hari kiamat).” 

 

Bertentangan dengan Prinsip Keadilan

             Islam sangat menekankan pentingnya berlaku adil dalam semua aspek kehidupan. Allah berfirman: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia, supaya kamu menetapkannya dengan adil." (QS. An-Nisa: 58).

Nepotisme mengabaikan nilai keadilan karena memberikan kesempatan berdasarkan hubungan, bukan kompetensi atau kemampuan. Nepotisme bisa menyerang siapa saja, tanpa menunggu seseorang mempunyai kedudukan dan jabatan yang tinggi. Semua mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing. Pilihan jalan terbaik ada di depan mata. Jalan menuju rida-Nya. Wallahu a’lam

 Senin, 5 Mei 2025

 

 

1 komentar:

  1. Salah satu aib seorang pemimpin adalah bermain peran sebagai pemangku kebijakan untuk memenuhi hasratnya demi keuntungan pribadi salam #BENTO#

    BalasHapus