Oleh Mujianto, M.Pd.
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenang."
(Surah Ar-Ra’d ayat 28)
Kebahagiaan adalah
dambaan setiap manusia, namun sering kali kita mencarinya di tempat yang salah.
Banyak orang mengira kebahagiaan hanya bisa dari pencapaian besar, harta yang
melimpah, atau pengakuan dari orang lain.
Kebahagiaan sejati
bukanlah sesuatu yang diberikan oleh dunia luar, melainkan sesuatu yang dapat
diciptakan sendiri dari dalam diri setiap individu. Menciptakan kebahagiaan
sendiri bukan berarti menutup diri dari dunia, tetapi menjadikan diri sebagai
sumber utama dari rasa tenang dan damai.
Menciptakan kebahagiaan
bukanlah tentang menunggu momen-momen tertentu terjadi, melainkan tentang
membangun kebiasaan, cara berpikir, dan gaya hidup yang mendukung kebahagiaan
itu hadir. Rasulullah SAW. bersabda: "Sungguh menakjubkan urusan orang
mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya adalah baik baginya." (HR.
Muslim). Orang-orang yang bersyukur akan memiliki pikiran yang positif, sehingga
meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi telah diatur oleh Allah SWT. dan ada
hikmah di dalamnya. Sikap ini melahirkan ketenangan hati dan menyebabkan
kebahagiaan.
Langkah awal untuk
menciptakan kebahagiaan dalam diri adalah dengan mengenali dan menerima diri
apa adanya. Penerimaan diri berarti memahami kelebihan dan kelemahan pribadi.
Saat seseorang mampu mengenali dan berdamai dengan dirinya sendiri, mereka akan
memiliki fondasi emosional yang kuat untuk mengembangkan rasa bahagia.
Banyak orang merasa tidak
bahagia karena terus membandingkan diri dengan orang lain, padahal setiap
individu memiliki jalur dan pola hidup yang unik.
Penerimaan diri adalah cara
utama dalam menemukan kebahagiaan dari dalam. Di dalam penerimaan diri terdapat
bukti rasa syukur yang besar kepada Allah SWT. Sering kali kita merasa tidak
bahagia karena terus membandingkan diri dengan orang lain, menghakimi kelemahan
sendiri, dan mengabaikan potensi yang kita miliki. Dengan belajar menerima diri
apa adanya kita dapat menciptakan ruang untuk bertumbuh tanpa adanya tekanan.
Aspek penting lain dalam
menciptakan kebahagiaan adalah menjaga kesehatan mental dan fisik. Olahraga
teratur, tidur yang cukup, serta mengonsumsi makanan yang sehat memiliki dampak
besar terhadap suasana hati dan kestabilan emosi.
Merawat kesehatan mental bisa
melalui rasa syukur yang selalu ditingkatkan, dan mengelola emosi negatif yang
bisa mengganggu kebahagiaan dan pelan-pelan mengubahnya menjadi sikap husnuzan.
Selain itu, hubungan yang
sehat dan dukungan sosial juga berperan besar dalam memperkuat kebahagiaan diri.
Meskipun kebahagiaan berasal dari dalam diri, manusia tetap makhluk sosial yang
membutuhkan koneksi. Menjaga hubungan yang saling menghargai, membangun
komunikasi yang jujur, dan memberikan waktu untuk orang-orang terdekat adalah
bagian penting dari kebahagiaan diri.
Menciptakan kebahagiaan pada diri sendiri adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Juga, bukan berarti menjalani hidup tanpa masalah, tetapi bagaimana kita merespons setiap kejadian yang kita alami dengan sikap yang bijak.