Selasa, 15 Juli 2025

Berubah dan Berbuatlah, Tapi Jangan untuk Menyenangkan Orang Lain!

 


Oleh Mujianto, M.Pd.

"Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Tahu akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."

QS. At-Taubah: 105

  

Perubahan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Setiap orang, cepat atau lambat, akan dihadapkan pada titik di mana mereka harus tumbuh, menyesuaikan diri, atau mengevaluasi kembali jalan hidupnya. Namun, yang sering kali menjadi persoalan adalah motivasi di balik perubahan itu.

Tidak sedikit orang yang berubah bukan karena mereka ingin atau butuh, tapi karena tekanan sosial, keinginan untuk diterima, atau rasa takut ditolak. Inilah yang membuat perubahan menjadi beban, bukan pertumbuhan.

Dalam kehidupan sosial, manusia memiliki kecenderungan alami untuk diterima dan disukai oleh lingkungannya. Ini adalah bagian dari kebutuhan dasar manusia akan pengakuan. Namun, masalah mulai muncul ketika seseorang mulai mengorbankan jati dirinya demi memenuhi ekspektasi orang lain. Mengubah sikap, atau bahkan prinsip hidup hanya untuk menyenangkan orang lain.

Menyenangkan semua orang adalah misi mustahil, dan mencoba melakukannya hanya akan membawa kelelahan emosional. Penting untuk memahami bahwa kita tidak bisa mengendalikan cara orang lain memandang kita. Seberapa keras pun usaha kita untuk tampil seperti yang mereka inginkan, tetap akan ada kritik, tuntutan baru, dan ekspektasi yang tak pernah habis.

Berubahlah, tapi karena kita ingin tumbuh. Berubahlah, karena kita tahu ada ruang untuk menjadi lebih baik. Tapi jangan pernah berubah hanya untuk membuat orang lain senang, sementara kita sendiri merasa terasing dari diri sendiri. Dunia akan selalu punya pendapat, dan responnya masing-masing  tapi hidup yang kita jalani sepenuhnya adalah milik kita sendiri. Maka, jadilah versi terbaik dari diri kita sendiri.

 

Berbuat Karena untuk Mencapai Tujuan

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali dihadapkan pada pilihan. Bertindak karena keinginan pribadi untuk berkembang, atau bertindak karena ingin terlihat baik di mata orang lain. Banyak orang terjebak dalam pola pikir bahwa validasi eksternal adalah tolok ukur keberhasilan.

Tindakan yang didasarkan pada keinginan menyenangkan orang lain biasanya hanya memberi kepuasan sesaat, bukan kepuasan yang bermakna dan bertahan lama. Melangkah mengejar prestasi yang seharusnya bagian dari tujuan hidup, bukan karena ingin mendapat tepuk tangan, pengakuan, atau diterima dalam lingkaran sosial tertentu.

Tindakan yang lahir dari tujuan yang benar, jauh lebih kuat dan berakar dalam. Tujuan yang benar memberi arah yang jelas, membentuk karakter, dan melahirkan konsistensi.

Berbuat untuk mencapai tujuan adalah bentuk penghargaan terhadap waktu dan potensi diri. Itu adalah komitmen pada pertumbuhan sejati. Sedangkan berbuat demi menyenangkan orang lain sering kali membuat kita lelah secara emosional.

Maka penting untuk selalu bertanya kepada diri sendiri: Apakah aku melakukan ini karena itu bagian dari panggilan jiwaku, apakah ini prestasi yang harus aku usahakan? Atau hanya karena aku ingin terlihat baik dan berhasil di mata orang lain? Wallahu a’lam bis-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar