Selasa, 22 Juli 2025

Menciptakan Kebahagiaan Pada Diri Sendiri


Oleh Mujianto, M.Pd.


"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang."

(Surah Ar-Ra’d ayat 28)

 

Kebahagiaan adalah dambaan setiap manusia, namun sering kali kita mencarinya di tempat yang salah. Banyak orang mengira kebahagiaan hanya bisa dari pencapaian besar, harta yang melimpah, atau pengakuan dari orang lain.

Kebahagiaan sejati bukanlah sesuatu yang diberikan oleh dunia luar, melainkan sesuatu yang dapat diciptakan sendiri dari dalam diri setiap individu. Menciptakan kebahagiaan sendiri bukan berarti menutup diri dari dunia, tetapi menjadikan diri sebagai sumber utama dari rasa tenang dan damai.

Menciptakan kebahagiaan bukanlah tentang menunggu momen-momen tertentu terjadi, melainkan tentang membangun kebiasaan, cara berpikir, dan gaya hidup yang mendukung kebahagiaan itu hadir. Rasulullah SAW. bersabda: "Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya adalah baik baginya." (HR. Muslim). Orang-orang yang bersyukur akan memiliki pikiran yang positif, sehingga meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi telah diatur oleh Allah SWT. dan ada hikmah di dalamnya. Sikap ini melahirkan ketenangan hati dan menyebabkan kebahagiaan.

Langkah awal untuk menciptakan kebahagiaan dalam diri adalah dengan mengenali dan menerima diri apa adanya. Penerimaan diri berarti memahami kelebihan dan kelemahan pribadi. Saat seseorang mampu mengenali dan berdamai dengan dirinya sendiri, mereka akan memiliki fondasi emosional yang kuat untuk mengembangkan rasa bahagia.

Banyak orang merasa tidak bahagia karena terus membandingkan diri dengan orang lain, padahal setiap individu memiliki jalur dan pola hidup yang unik.

Penerimaan diri adalah cara utama dalam menemukan kebahagiaan dari dalam. Di dalam penerimaan diri terdapat bukti rasa syukur yang besar kepada Allah SWT. Sering kali kita merasa tidak bahagia karena terus membandingkan diri dengan orang lain, menghakimi kelemahan sendiri, dan mengabaikan potensi yang kita miliki. Dengan belajar menerima diri apa adanya kita dapat menciptakan ruang untuk bertumbuh tanpa adanya tekanan.

Aspek penting lain dalam menciptakan kebahagiaan adalah menjaga kesehatan mental dan fisik. Olahraga teratur, tidur yang cukup, serta mengonsumsi makanan yang sehat memiliki dampak besar terhadap suasana hati dan kestabilan emosi.

Merawat kesehatan mental bisa melalui rasa syukur yang selalu ditingkatkan, dan mengelola emosi negatif yang bisa mengganggu kebahagiaan dan pelan-pelan mengubahnya menjadi sikap husnuzan.

Selain itu, hubungan yang sehat dan dukungan sosial juga berperan besar dalam memperkuat kebahagiaan diri. Meskipun kebahagiaan berasal dari dalam diri, manusia tetap makhluk sosial yang membutuhkan koneksi. Menjaga hubungan yang saling menghargai, membangun komunikasi yang jujur, dan memberikan waktu untuk orang-orang terdekat adalah bagian penting dari kebahagiaan diri.

Menciptakan kebahagiaan pada diri sendiri adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Juga, bukan berarti menjalani hidup tanpa masalah, tetapi bagaimana kita merespons setiap kejadian yang kita alami dengan sikap yang bijak. 

Kebahagiaan adalah tanggung jawab pribadi, kita diberi kuasa untuk berikhtiar membentuk hidup yang lebih bermakna. Dalam dunia yang terus berubah ini, memiliki sumber kebahagiaan yang stabil dari dalam diri adalah sebuah keistimewaan. Wallahu a'lam bis-showab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar