Oleh Mujianto, M.Pd.
Jadikan taubat bukan hanya untuk
dosa-dosa yang telah kamu lakukan, tapi juga untuk kewajiban yang belum kamu
tunaikan.
(Ibnu Taimiyyah)
Kesalahan adalah bagian
yang tak terpisahkan dari keberadaan manusia. Sejak awal kehidupan, manusia
tumbuh dan belajar melalui proses mencoba, jatuh, gagal, lalu memperbaiki.
Dalam dinamika itu, kesalahan muncul sebagai konsekuensi dari keterbatasan
pengetahuan, emosi, dan pengalaman diri.
Tidak ada manusia yang
luput dari salah, karena kesempurnaan bukanlah milik makhluk, melainkan milik
Sang Pencipta. Menyadari kenyataan bahwa setiap orang pernah atau bisa saja
melakukan kesalahan dapat menjadi dasar dari sikap empati, toleransi, dan
keadilan dalam memandang serta bersosialisasi dengan sesama.
Setiap individu pasti
pernah membuat kesalahan, baik kecil maupun besar. Namun yang membedakan
seseorang yang memahami dan mau berkembang adalah kemampuannya untuk menghadapi
dan mengakui kesalahan yang dilakukannya.
Menghadapi kesalahan
bukanlah hal yang mudah. Banyak orang lebih memilih menyalahkan keadaan, orang
lain, atau bahkan menyangkal fakta demi melindungi harga diri. Namun, sikap
seperti itu justru memperpanjang konflik batin dan menghambat pertumbuhan
pribadi.
Mengakui kesalahan adalah
bentuk tanggung jawab dan kematangan emosional. Saat seseorang mengakui
kesalahannya, ia menunjukkan bahwa ia bersedia belajar, berubah, dan
memperbaiki. Sikap ini mempererat hubungan dengan orang lain karena menunjukkan
kejujuran dan kerendahan hati.
Pandangan Islam tentang Hakikat
Manusia dan Ampunan
Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Setiap anak Adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang
yang bersalah adalah mereka yang bertaubat” (HR. Tirmidzi). Hadis ini tidak
hanya menunjukkan realitas bahwa kesalahan adalah keniscayaan, tetapi juga
menegaskan bahwa kemuliaan manusia justru terletak pada kesediaannya untuk
mengakui dan memperbaiki kesalahan tersebut.
DI dalam Al-Qur’an surah
Az-Zumar ayat 53, Allah SWT berfirman, “Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai
hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Ayat
ini menjadi penguat bahwa setiap kesalahan, sekecil atau sebesar apapun, selama
disertai dengan taubat yang tulus, Allah akan mengampuni. Wallahu a’lam
bis-showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar