Rabu, 16 Juli 2025

Mengakui Kesalahan

 


Oleh Mujianto, M.Pd.

 

Jadikan taubat bukan hanya untuk dosa-dosa yang telah kamu lakukan, tapi juga untuk kewajiban yang belum kamu tunaikan.

(Ibnu Taimiyyah)

 

Kesalahan adalah bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan manusia. Sejak awal kehidupan, manusia tumbuh dan belajar melalui proses mencoba, jatuh, gagal, lalu memperbaiki. Dalam dinamika itu, kesalahan muncul sebagai konsekuensi dari keterbatasan pengetahuan, emosi, dan pengalaman diri.

Tidak ada manusia yang luput dari salah, karena kesempurnaan bukanlah milik makhluk, melainkan milik Sang Pencipta. Menyadari kenyataan bahwa setiap orang pernah atau bisa saja melakukan kesalahan dapat menjadi dasar dari sikap empati, toleransi, dan keadilan dalam memandang serta bersosialisasi dengan sesama.

Setiap individu pasti pernah membuat kesalahan, baik kecil maupun besar. Namun yang membedakan seseorang yang memahami dan mau berkembang adalah kemampuannya untuk menghadapi dan mengakui kesalahan yang dilakukannya.

Menghadapi kesalahan bukanlah hal yang mudah. Banyak orang lebih memilih menyalahkan keadaan, orang lain, atau bahkan menyangkal fakta demi melindungi harga diri. Namun, sikap seperti itu justru memperpanjang konflik batin dan menghambat pertumbuhan pribadi.

Mengakui kesalahan adalah bentuk tanggung jawab dan kematangan emosional. Saat seseorang mengakui kesalahannya, ia menunjukkan bahwa ia bersedia belajar, berubah, dan memperbaiki. Sikap ini mempererat hubungan dengan orang lain karena menunjukkan kejujuran dan kerendahan hati.

 

Pandangan Islam tentang Hakikat Manusia dan Ampunan

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Setiap anak Adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat” (HR. Tirmidzi). Hadis ini tidak hanya menunjukkan realitas bahwa kesalahan adalah keniscayaan, tetapi juga menegaskan bahwa kemuliaan manusia justru terletak pada kesediaannya untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan tersebut.

DI dalam Al-Qur’an surah Az-Zumar ayat 53, Allah SWT berfirman, “Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Ayat ini menjadi penguat bahwa setiap kesalahan, sekecil atau sebesar apapun, selama disertai dengan taubat yang tulus, Allah akan mengampuni. Wallahu a’lam bis-showab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar